BPBD Makassar Sediakan Panjat Tebing Bagi Pengunjung F8, Kalaksa: Olahraga Mitigasi Bencana di Ketinggian

Kitasulsel–Makassar Panjat tebing yang disediakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar mencuri perhatian pengunjung Makassar International Eight Festival & Forum (F8).
Fasilitas panjat tebing setinggi 8 meter ini, pengunjung terutama anak-anak diberikan kesempatan untuk mencobanya dengan menggunakan alat pelindung yang telah disediakan.

Personel BPBD sigap membantu dan memastikan keselamatan para peserta yang mencoba olahraga ini.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar, A. Hendra Hakamuddin, menjelaskan tujuan panjat tebing ini sebagai perkenalan bagi masyarakat, terhadap olahraga yang dapat menjadi alat mitigasi bencana.

“Keterampilan panjat tebing dapat sangat berguna dalam situasi darurat, terutama saat terjadi bencana di ketinggian, seperti gempa bumi yang meruntuhkan gedung,” jelas Hendra pada Sabtu, (27/7/2024).
Melalui pengalaman ini, Hendra berharap mereka akan lebih siap jika menghadapi situasi darurat di ketinggian.
“Semoga dengan keberadaan fasilitas panjat tebing ini berhasil memberikan edukasi dan hiburan dengan pendidikan tentang pentingnya keselamatan dan mitigasi bencana bagi pengunjung, terutama anak-anak,” tuturnya.
Rahma, seorang ibu yang mendampingi putranya Farhan dalam kegiatan panjat tebing. Ia mengatakan anaknya sangat antusias mencoba panjat tebing.
“Saya berterima kasih kepada BPBD karena memberikan fasilitas ini, dan F8 adalah acara yang sangat ramah anak dengan banyak fasilitas yang menarik,” ujarnya.
Selain panjat tebing, di pos BPBD juga ada perkenalan berbagai peralatan rescue yang digunakan dalam situasi darurat.
Hal ini memberikan wawasan tambahan bagi pengunjung mengenai bagaimana cara menjaga diri dan orang lain saat bencana terjadi. (*)

Kementrian Agama RI
Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.
Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.
Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.
Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.
Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.
“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.
Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.
Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)
-
2 tahun ago
Informasi Tidak Berimbang,Dewan Pengurus KKS Kairo Mesir Keluarkan Rilis Kronologi Kejadian di Mesir
-
Politics1 tahun ago
Indo Barometer:Isrullah Ahmad -Usman Sadik Pepet Budiman-Akbar,IBAS-Puspa Tak Terkejar
-
1 tahun ago
Tangis Haru Warnai Pelepasan Status ASN Hj Puspawati Husler”Tetaplah Kuat Kami Bersamamu”
-
2 tahun ago
Pj Gubernur Bahtiar Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel di Depan Presiden Jokowi
-
3 tahun ago
Video Menolak Berjabat Tangan Dengan Seorang Warga Viral ,Ketua DPRD Luwu Timur Dinilai Tidak Mencerminkan Diri Sebagai Wakil Rakyat
-
3 tahun ago
Dari Kotamobagu, BMR Anies Bertekat Menangkan Anies Baswedan*
-
2 tahun ago
IBAS Is Back: Siap Maju di Kontestasi Pilkada Luwu Timur
-
1 tahun ago
Duet Birokrat dan Legislatif, NasDem Usung Syahar-Kanaah di Pilkada Sidrap
You must be logged in to post a comment Login