Connect with us

Totalitas! Kabupaten Paser Kaltim Persembahkan Dua Tarian Tradisional di Panggung Utama F8 Makassar

Published

on

Kitasulsel–Makassar Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dengan totalitas mempersembahkkan dua kali penampilannya di Panggung Utama event Makassar International Eight Festival & Forum atau F8.

Kemarin, utusan Kabupaten Paser ini menampilkan tari yang berjudul “Apai”. Dalam bahasa Paser, Apai berarti tikar, sebuah elemen yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari suku Paser.

Sementara, malam ini, Jumat, 26 Juli 2024. Utusan lainnya dari Disparpora Paser membawakan tarian Tuyo Penggading Belian Paser.

Dikisahkan, Kabupaten Paser memiliki keanekragaman adat-budaya. Salah satunya ialah upacara Belian Paser.

Keanekaragaman adat-budaya yang sudah ada sejak dahulu dan terus berkelanjutan.

Upacara tersebut mengandung makna ritual pengobatan, pembersihan kampung, tolak bala dan sebagainya.

Ritualnya dipimpin seorang laki dewasa yag diberi nama Mulo dan akan dibantu oleh para wanita yang disebu Penggading. Mereka bertugas membantu jalannya upacara.

Di antaranya, menyiapkan segala seuatu yang dibutuhkan. Seperti peralatan ritual dan lainnya.

Tari tradisional pedalaman yang terinspirasi dari ketokohan wanita penggading itu kemudian diwujudkan sebagai suatu karya seni kreasi tradisional unik, menarik penuh kesakralan.

Tampil selama 15 menit lamanya, Karakter perempuan dan pimpinan Sang Mulo begitu hidup.

Mereka betul-betul menampilkan performa apik. Tak hanya dengan gerak tarinya, nuansa ritus ala Paser dan Kalimantan begitu nyata.

Semuanya memukau pengunjung. Jelas sekali, bahwa para pelaku seni itu mendeskripsikan Mulo juga Penggading dengan sangat baik.

Aksi mereka mendapat applause dan sambutan meriah audiens.

Sebelumnya, Paser juga sukses menampilkan Tari Apai. Rudy Nuriansyah, pembina tari sekaligus pimpinan Yayasan Sadurengas mengatakan mereka berkomitmen memberikan terbaik di panggung F8.

Ajang F8 Makassar, bagi Rudy, merupakan salah satu acara bergengsi di Indonesia, Top 10 KEN Wonderful Indonesia. Sehingga sayang untuk dilewatkan.

“Ini adalah kebanggaan bagi kami bisa membawa kebudayaan Paser ke tingkat nasional,” kata Rudy.

Ia berharap penampilan mereka dapat membawa nama baik Kalimantan Timur dan memperkenalkan budaya Paser ke kancah yang lebih luas.

Tercatat ada dua kontingen yang dibawa Kabupaten Paser untuk menampilkan seni terbaik mereka di Makassar. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Apresiasi Penyuluh dan Kepala Daerah, Ini Daftar Peraih Penais Award 2025

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar, menutup sekaligus memberikan penghargaan kepada Penyuluh Agama Islam dan Kepala Daerah penerima Penais Award 2025.

Menag juga mengapresiasi kiprah penyuluh agama Islam dan kepala daerah atas dedikasi, inovasi, serta kontribusi nyata mereka dalam memperkuat kehidupan beragama di masyarakat.

“Pada malam ini, jangan lihat apa yang diperoleh dan jangan lihat siapa yang memberikan. Kita yakin Tuhan dan malaikat menjadi saksi bahwa kita telah berjasa untuk mengangkat martabat kehiudpan masyarakat di pelosok-pelosok Indonesia,” ujar Menag di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Penais Award 2025, yang diinisiasi Direktorat Penerangan Islam, Ditjen Bimas Islam, diikuti para penyuluh Agama Islam dari berbagai provinsi di Indonesia. Dari proses seleksi, terpilih 90 penyuluh agama Islam yang masuk nominasi award dari 24 Provinsi. Mereka bersaing dalam sembilan kategori penghargaan, dengan data pemenang Penais Award 2025 sebagai berikut:

1. Kategori pemberdayaan ekonomi umat: Shofwah Tafasir, S.Ud,. M.Ag. (Jawa Barat)

‎2. Kategori ‎Pendampingan hukum: Sofyan Hadi, S.HI. (Jawa Timur)

‎3. Kategori Anti korupsi: Herawati Suyatno Putri, S.H.I., S.H. (Jawa Tengah)

‎4. Kategori Penguatan moderasi beragama: Mc. Mifrohul Hana, S.E.Sy. (Jawa Tengah)

‎5. Kategori Metode penyuluhan baru: Imamul Muttaqin, S.Ag. (Sumatra Barat)

‎6. Kategori Pendampingan kelompok rentan: Riska Duduti, S.Sos.I., MH. (Gorontalo)

‎7. Kategori Kesehatan Masyarakat: Khotimatul Husna, S.Ag., M.H. (DI Yogyakarta)

8. Kategori Peningkatan literasi al quran: Sastra Yunita, S.Sos.I (Sulawesi Barat)

‎9. Kategori ‎Pelestarian lingkungan: Sri Eliyati, S.Pd. (Kalimantan Barat)

‎Adapun untuk ‎kategori khusus: lifetime achievement diberikan kepada:

‎1. Abu Bakar Siddiq: peningkatan ekonomi umat

‎2. Marliana: pengentasan kemiskinan.

‎3. Arief Zamroni: ketahanan pangan

Penais Award 2025 turut memberikan apresiasi kepada 43 kepala daerah, baik bupati maupun wali kota, atas peran aktif mereka dalam mendukung kerja para penyuluh agama.

Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi nyata pemerintah daerah dalam menciptakan ruang dan kebijakan yang memungkinkan penyuluh agama hadir lebih dekat dengan masyarakat, sehingga manfaat dakwah, bimbingan, dan layanan keagamaan dapat dirasakan secara lebih luas oleh berbagai lapisan.

Menteri Agama menjelaskan bahwa peran penyuluh agama di tengah masyarakat bukan sekadar menyampaikan ajaran keagamaan, tetapi juga memahami kondisi sosial dan psikologis masyarakat, termasuk memberikan penyuluhan rohani yang dapat menghadirkan ketenangan serta kepuasan batin bagi umat.

“Kebutuhan masyarakat bukan hanya materi, bukan hanya Pembangunan jalan, sekolah, akan tetapi mereka membutuhkan penyuluhan rohani dan kepuasan batin,” ujar Menag.

Menteri Agama mengingatkan kepada seluruh penyuluh pentingnya ketulusan dalam menyampaikan pesan, khususnya dalam dakwah dan pelayanan kepada masyarakat. Ia menyampaikan bahwa apa yang lahir dari hati akan lebih mudah diterima oleh hati orang lain.

“Semua yang keluar dari lubuk hati yang sangat dalam, itulah yang akan mendarat ke hati yang sangat dalam,” pungkasnya.

Penais Award 2025 mengusung tema “Bergerak, Berinovasi dan Berdampak”, yang mencerminkan semangat transformasi layanan bimbingan dan penyuluhan agama Islam di seluruh Indonesia.

Hadir dalam acara ini Dirjen Bimbingan Islam Abu Rokhmat, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Islam, sejumlah kepala daerah terdiri dari Bupati dan Walikota, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Kemenag, pejabat eselon 2 dari lingkungan Kementerian Agama dan Penyuluh Agama Islam dari berbagai daerah. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel