Connect with us

Sekolah UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar Terapkan Latihan Ekskul Senin sampai Sabtu

Published

on

Kitasulsel–Makassar Kepala UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar FIRMAN, S.PD, M.PD saat di temui di ruangannya Jl. Sumba, mengatakan bahwa siswa UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar tampil pada pembukaan pertama acara F8, Ada 5 Ekskul yang ditampilkan diantaranya : tari, pramuka, paskibraka, fashion show daur ulang dan gandrang bulo. Jumlah siswa yang tampil pada acara F8 sekitar 115 siswa. Jumat (26/7/2024).

Siswa UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar setiap hari Senin sampai Sabtu melaksanakan latihan Ekskul di Aula UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar, Sehingga ketika ada kegiatan seperti F8 Siswa senang menampilkan bakatnya karena siswa UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar sudah terlatih.

“Walikota menyampaikan secara umum kemarin 400 siswa yang menari itu efek dari revolusi pendidikan, yaitu satu anak satu bakat, ada juga karnaval yang di tampilkan di F8 setiap hari sekitar 500 siswa sampai 1000 siswa selama empat hari mulai tanggal 25 – 28. Jumlah siswa yang menampilkan karnaval sekitar 500 siswa untuk seluruh sekolah SMP Negeri di Makassar,”ucap Kepala UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar.

Menurutnya, kegiatan F8 sangat sukses, karena susah mengumpulkan siswa dari semua sekolah SMP Negeri di Makassar yang berjumlah 400 siswa, untuk menampilkan tarian kolosal, Siswa yang tampil dari kelas VII – X, penampilan siswa pada acara F8 bagus dan pada saat penutupan Kegiatan F8 sekitar 500 siswa tampil.

Disamping prestasi anak – anak bentuk akademik bisa juga Ekskulnya itu bisa jalan, karena orang tua kalau berpikiran harus pintar dan seterusnya.

Ternyata kepintaran itu tidak cukup butuh juga Soft skill, ada keterampilan akademik dan non akademik salah satunya Ekskul dan siswa yang aktif di Ekskul punya tanggung jawab tinggi.

Sehingga orang tua dikelas VII saat wawancara diarahkan memilih Ekskul sesuai bakatnya, karena ketika anak – anak Ekskul banyak sekali yang senang,”ucap Firman.

Kegiatan Ekskul melatih siswa untuk mengembangkan bakatnya diantaranya pertama siswa bertanggung jawab, Kedua siswa mandiri, dan siswa disiplin.

“Seperti siswa yang biasanya diantar oleh orang tuanya sudah bisa pulang sendiri, kedua kegiatan Ekskul siswa menyampaikan ke orang tua ada kebutuhan untuk Ekskul ketiga anak yang ikut Ekskul harapanya bisa jadi contoh orang – orang disekitarnya setiap pulang.

Mereka wajib sholat disini Senin sampai Jumat sholat dhuhur kalau Jum’at melaksanakan sholat jumat sejalan dengan program walikota,” pungkasnya.

Kepala UPT SPF SMP Negeri 5 Makassar berharap sebagai guru dan orang tua “Jika anak – anak bagus agamanya yang lain bisa bagus, dan kami mencoba membangun itu mudah mudahan hasilnya akan berbekas Karena pendidikan tidak semudah membalikkan telapak tangan butuh proses,”terangnya.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel