Connect with us

Livin Mandiri, Mudahkan Transaksi Non Tunai Pengunjung F8.

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dukung Festival 8 Makassar, Bank Mandiri turut andil mendukung UMKM yang berpartisipasi dalam event F8 Zona 5.

Seluruh tenant food n drink, di support dengan Qris Livin’ Merchant.

Adanya penggunaan qris, memudahkan seluruh pengunjung saat akan melakukan traksaksi.

Bagi pengunjung yang belum memiliki aplikasi Livin, dapat mengunjungi tenant Mandiri, yang juga berada di zona 5.

Sapto, salah satu panitia dari tenant Mandiri, dengan ramah menyambut para pengunjung yang akan melakukan aktifasi.

“Berbagai layanan tersedia di tenant Mandiri, seperti aktifasi livin’, penawaran kartu kredit, ataupun KPR, juga tersedia disini,” lanjutnya, Jumat (26/07/2024).

Seluruh tenant telah dilengkapi dengan aplikasi wirausaha digital (Livin’ Merchant), agar para pengunjung dapat bertransaksi non tunai, yang diharapkan dapat memudahkan dalam bertransaksi.

Berbagai penawaran menarik lainnya bagi para pengunjung yang melakukan aktifasi diantaranya cashback uang tunai Rp 10 ribu top up e wallet Rp 10 ribu dari mandiriagen.

“Masih banyak tawaran menarik, seperti merchandise menarik, dengan aplly kartu kredit, hingga paket sembako jika membuka tabungan dan aktifasi livin’,” ungkap Sapto.

Selain itu, ada juga hadiah menarik bagi 15 tenant dengan transaksi Qris terbanyak, yang akan diumumkan di hari terakhir event. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel