Connect with us

Belum dibuka booth DPK Kota Makassar Menarik Perhatian Turis Mancanegara

Published

on

Kitasulsel–Makassar hari jelang pembukaan Event F8 Tahun 2024, Dinas Ketahanan (DKP) Kota Makassar terus melakukan pembenahan Replika Lorong Wisata

Replika Lorong Wisata yang dihadirkan Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar meskipun belum rampung tapi sudah menarik perhatian turis dari Jerman dan pengunjung lokal

Terlihat Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan kota Makassar, Dr Alamsyah Sahabuddin. S. Stp., Msi menemani Michael turis dari Jerman melihat lihat Replika Lorong Wisata sambil berbincang bincang.

Michael bersama istrinya mengaku terkagum melihat Replika Lorong Wisata yang ada di kota Makassar menggunakan nama nama kota mancanegara, seperti Lorong Kyoto dari Honsu Jepang, aderslev dari Denmark dan Matricht nama salah satu kota di Belanda.

Dalam perbincangan Alamsyah Sahabuddin menjelaskan Lorong Wisata merupakan program unggulan Walikota Makassar Ir Moh Ramdhan Pomanto salah satu tujuannya meningkatkan perekonomian masyarakat lorong

Alamsyah Sahabuddin menambahkan untuk suksesnya Program Lorong Wisata tidak hanya dilaksanakan oleh Pemerintah namun melibatkan seluruh lapisan masyarakat, membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Dewan Lorong (Delor)

Dalam perbincangan Michael mengatakan dirinya sangat kagum dengan program Lorong Wisata di Makassar karena dapat meningkatkan perekonomian

“Sangat luar biasa selain menguatkan perekonomian, Lorong Wisata di Makasar menggunakan nama nama kota mancanegara.

Melihat Lorong Wisata Matricht saya teringat kembali masa masa saya melanjutkan studi di Belanda,” tutur Michael dengan menggunakan bahasa Inggris, 23/07/2024. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel