Connect with us

Komitmen Tata Kelola Kota, Satgas Drainase Terus Lakukan Normalisasi Saluran Air

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar terus melakukan pembersihan dan normalisasi saluran drainase di berbagai wilayah yang ada di Kota Makassar.

Hal ini adalah komitmen Dinas PU untuk terus menjaga tata kelola Kota dengan baik.

Kepala Dinas PU Kota Makassar, Zuhaelsi Zubir mengatakan pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan maksimal untuk Kota Makassar. Salah satunya, pembersihan drainase oleh satuan tugas (Satgas).

Ia menginginkan semua sistem drainase di Makassar berfungsi dengan baik. Dengan begitu, banjir dan genangan yang kerap terjadi saat musim hujan dapat dihindari.

“Normalisasi saluran ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk meningkatkan infrastruktur kota,” tutur Zuhaelsi.

Zuhaelsi menambahkan, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran drainase sangat diperlukan.

“Kami mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air. Kesadaran dan kerjasama masyarakat sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kelancaran saluran drainase,” tambahnya.

Saat ini, pembersihan dan normalisasi drainase di berbagai wilayah tengah dilakukan.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Satgas Drainase Dinas PU Kota Makassar, Ronny Narra mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan untuk membersihkan beberapa drainase yang tersumbat.

“Sesuai perintah Bu Kadis, pembersihan drainase rutin kami lakukan sebagai upaya merawat lorong tetap bersih dan bagian dari upaya menghindari air tergenang,” Ujarnya.

Pembersihan, kata dia akan dilakukan sesuai dengan permohonan yang masuk di dinas PU.

“Atas permohonan warga untuk dilakukan pengerukan, itu yang kami tindak lanjuti,” pungkasnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel