Connect with us

TP PKK Kota Makassar Sosialisasikan Tata Cara Berbusana Daerah Berbasis Kearifan Lokal

Published

on

Kitasulsel–Makassar TP PKK Kota Makassar menggelar sosialisasi tata cara berbusana daerah yang benar berbasis kearifan lokal.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Bidang Sandang Pokja III TP PKK Kota Makassar, yang dilaksanakan di Auditorium TP PKK Kota Makassar pada Kamis (18/7/2024).

Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan budaya berbusana daerah sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Kegiatan ini diikuti oleh 200 peserta yang didominasi pengusaha salon dan make up artist atau MUA. Mereka merupakan perwakilan dari 153 kelurahan yang ada di Kota Makassar.

Sekretaris TP PKK Kota Makassar Iin Yusuf Madjid berujar bahwa sosialisasi ini diselenggarakan agar masyarakat Kota Makassar, dapat lebih mencintai dan menghargai pakaian daerah sendiri.

“Melestarikan cara berbusana tradisional tidak hanya menjaga warisan budaya kita, tetapi juga menunjukkan identitas dan kebanggaan kita sebagai orang Makassar,” ucap Iin.

Iin menekankan bahwa di era globalisasi ini, budaya asing sangat rentan mempengaruhi gaya hidup, termasuk gaya berpakaian.

Sehingga menurutnya penting untuk tetap memelihara budaya lokal yang menjadi ciri khas dan identitas daerah.

“Karena pakaian tradisional itu bukan hanya sekadar pakaian saja, tetapi juga itu menjadi cerminan dari nilai-nilai dan sejarah yang kita miliki,” tegasnya.

In berharap agar kegiatan ini juga dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya Kota Makassar.

“Generasi muda adalah penerus bangsa. Jika mereka tidak mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri, maka warisan budaya kita ini bisa hilang.

Melalui sosialisasi ini, kami ingin tanamkan rasa bangga akan budaya lokal sejak dini,” pungkasnya.

Kegiatan ini diisi dengan berbagai sesi, termasuk demonstrasi make up atau tata rias, cara memakai pakaian tradisional, serta informasi terkait pakaian yang cocok digunakan di setiap event.

Ada pula tips untuk menjaga dan merawat pakaian daerah agar tetap awet.

Pada kesempatan ini, peserta juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam praktik berbusana daerah yang benar.

Melalui sosialisasi ini, TP PKK Kota Makassar berharap masyarakat Makassar, terutama generasi muda, dapat lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka sendiri serta turut serta dalam upaya pelestariannya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Menag Sebut Pesantren sebagai Pilar Peradaban Bangsa

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut pondok pesantren sebagai lembaga yang telah mengabdikan diri untuk membangun peradaban bangsa selama berabad-abad lamanya. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Dialog Interaktif dan Podcast bersama Pro 3 Radio Republik Indonesia (RRI) secara virtual.

Dialog ini membahas peran strategis Program Prioritas (Protas) Kementerian Agama dalam mendukung suksesnya Asta Cita Pembangunan Nasional. “Pondok pesantren adalah lembaga yang telah mengabdi selama 300 tahun, membangun lahirnya masyarakat yang beradab,” ujar Menag di Jakarta (16/10/2025).

Ia kemudian mengingatkan peran historis pesantren di masa lalu. “Di masa perlawanan penjajahan, pondok pesantren tampil sebagai lembaga perjuangan. Pergerakan santri dan kyai waktu itu sangat luar biasa, dengan semangat ‘mati syahid atau hidup mulia’,” lanjutnya.

Menag menekankan spiritual message yang menjadi inti pendidikan di pesantren. Salah satunya adalah kepatuhan dan kesantunan seorang santri kepada gurunya, yaitu sebuah etika luhur yang diharapkan dapat berdampak luas, menjadi cerminan sikap anak terhadap orang tuanya di rumah.

“Di pesantren, kita melihat para kyai tampil sebagai individu yang berwibawa di hadapan para santri, dan pada saat yang sama, kita menyaksikan bagaimana para santri bersikap santun kepada guru-gurunya. Inilah fondasi utama yang melahirkan cita-cita untuk menciptakan manusia yang adil dan beradab,” paparnya.

Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan umat, melainkan juga sebagai lembaga pembentuk kemandirian dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. “Pesantren telah lama menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Ia mencontohkan, bahan-bahan kebutuhan pokok pesantren seperti beras, ikan, telur, hingga tenaga kerja, mulai dari cleaning service sampai guru, banyak didatangkan langsung dari masyarakat sekitar. “Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur”, jelasnya.

“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” lanjut Menag.

Menag menggarisbawahi keunggulan pesantren dalam mengajarkan nilai-nilai yang semakin langka. “Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” pungkasnya.

Pernyataan Menag ini semakin menguatkan komitmen Kementerian Agama untuk terus melindungi dan memajukan institusi pendidikan keagamaan, serta memastikan Program Prioritas Kemenag berjalan optimal demi mendukung tercapainya Asta Cita Pembangunan Nasional yang berlandaskan moral dan peradaban luhur. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel