Connect with us

Ketua TP PKK Kota Makassar Hadiri Haul Keturunan Gallarang Kalukua Ri Tallo

Published

on

Kitasulsel–Makassar Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Yusuf Ismail hadir mewakili Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto untuk memenuhi undangan haul, zikir, dan doa bersama memperingati 37 tahun wafatnya H. Karim Daeng Matutu Karaeng Pasurung II Gallarang Kalukuang Ri Tallo, Jumat (12/7/2024).

H. Karim Daeng Matutu Karaeng Pasurung II Gallarang Kalukuang Ri Tallo merupakan keturunan langsung dari Raja Tallo ke-3.

Acara yang berlangsung khidmat ini dilaksanakan di Jalan Datuk Ditiro, Kecamatan Tallo dan dihadiri oleh berbagai kalangan.

Dalam sambutannya, Indira menyampaikan pesan mendalam kepada para hadirin.

Dirinya mengungkapkan kebahagiaannya bisa berada di tengah-tengah keluarga H. Karim Daeng Matutu serta warga Kecamatan Tallo.

“Bahagia sekali saya berdiri di sini mewakili Bapak Wali Kota. Saya diminta untuk hadir dan bisa bersilaturahmi bersama kita semua dalam haul H. Karim Daeng Matutu Karaeng Pasurung II Gallarang Kalukuang Ri Tallo,” ujar Indira.

Indira menekankan pentingnya kegiatan semacam ini sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar warga, dan menjadi momen refleksi spiritual yang mendalam.

“Kegiatan seperti ini selain menjadi ajang silaturahmi, kita bisa zikir bersama, dengar ceramah bersama.

Tentunya tradisi seperti ini wajib kita teruskan karena di dalamnya selain mengingat, mendoakan orang tua kita, ada ajaran yang harus kita teruskan. Banyak hal baik yang bisa kita petik dari almarhum Daeng Matutu,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Indira juga mengajak semua yang hadir untuk mengambil hikmah dari acara ini sebagai pengingat akan kehidupan yang fana.

“Ini menjadi pengingat bagi kita bahwa kita juga akan menghadap Allah, dan yang harus kita tinggalkan adalah legacy yang akan diingat, yang akan diikuti anak cucu kita,” tambahnya.

Mengakhiri sambutannya, Indira menyampaikan rasa syukur dan harapannya untuk keberkahan bagi semua yang hadir.

Dirinya berharap tradisi ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

“Saya cuma mau bilang bahagia bisa bersama dengan kita, insyallah membawa berkah bagi kita semua,” pungkasnya.

Kegiatan ini turut dihadiri Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Camat dan Tripika Kecamatan Tallo, Pengurus Lembaga Adat Tinggi Kerajaan Tallo, Keturunan Gallarang Kalukua Ri Tallo, dan Majelis Taklim se-Kecamatan Tallo. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel