Connect with us

Dinas PU Makassar Punya Program L2T2, Ingatkan Warga Pentingnya

Published

on

Kitasulsel–Makassar Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, memiliki program Kegiatan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2). Diungkapkan Kadis PU Makassar, Zuhaelsi Zubir, program ini adalah kegiatan yang mengingatkan masyarakat sudah waktunya melakukan penyedotan tinja.

“Jadi kita (Dinas PU Makassar) memiliki program yang namanya L2T2 penyedotan tinja, program ini adalah di mana kita yang mengingatkan warga untuk melakukan penyedotan. Jadi kita sudah memiliki jadwal-jadwal yang akan selalu kita ingatkan untuk segera melakukan penyedotan,” ujar Kadis Pekerjaan Umum (PU) Makassar Zuhaelsi Zubir, Rabu (29/05/2024).

Dijelaskan Zuhaelsi, program Dinas PU Makassar L2T2 lebih efisien karena tanpa menerima permintaan penyedotan pihaknya telah lebih dulu mengingatkan masyarakat.

“Kita juga menerima permintaan tetapi program L2T2 ini lebih bagus karena tanpa menerima permintaan penyedotan kita sudah lebih dulu mengingatkan warga untuk dilakukan penyedotan tinja,” ucap Zuhaelsi.

“Jadi para petugas kita itu saat melakukan kegiatan penyedotan di lapangan satu titik itu biasa memakan waktu 15 sampai 20 menit tergantung ukuran septic tanknya dan massanya,” tutup Zuhaelsi.

Sementara itu bagian penyedotan lumpur dan tinja Dinas PU Makassar, mengatakan, program ini merupakan tugas pokok di bidangnnya, untuk mengingatkan masyarakat.

“Ya ini tugas pokok kami pak melakukan penyedotan lumpur tinja, kita ada program yang namanya L2T2 kegiatan lumpur tinja terjadwal jadi masyarakat itu kita ingatkan bahwa ini saatya, misalnya sekian intervalnya, ada beberapa konsumen yang kami lakukan penyedotan setiap 2 tahun, ada juga sekian bulan,” ujar Kernelius bagian penanganan penyedotan tinja, Dinas PU Makassar,

Menurutnya, program L2T2 sangat bagus karena mengingatkan warga lebih dini.

“Kadang masyarakat kepepet pi baru dia buru-buru pak bisakah saya begini cepat-cepat ki, jadi program L2T2 kami mengingatkan sebelum bermasalah kami sedot itu banyak juga, kami ingatkan warga bahwa sudah waktunya disedot jadi kami ke sana lagi,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pada musim huja banyak dilakukan penyedotan. Di musim kemarau, kalau antara 4 sampai 6 titik per harinya.

“Kalau musim-musim hujan bisa sampai 10 titik lebih, estimasi pekerjaan penyedotan tergantung biasa ada yang besar-besar septic tanknya, misalnya di Solata kampung Rama itu besar-besar septic tanknya jadi penuh betul itu satu mobil kalau teman kesana,” kata Kernelius.

Adapun gorong-gorong yang disedot memakan waktu sekitar 15 sampai 20 menit.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel