Connect with us

Syaharuddin Alrif Minta BPBD Sulsel Gerak Cepat Kirim Bantuan ke Korban Banjir

Published

on

kitasulsel–Makassar Wakil Ketua I DPRD Provinsi Sulsel, Syaharuddin Alrif langsung menyambangi kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel di Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Kota Makassar, Jumat (3/5/2024).

Syaharuddin Alrif langsung bertemu dengan Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo yang didampingi Sekretaris BPBD Sulsel Devo Khadafi.

Kedatangan SAR Akronim nama Syaharuddin Alrif tersebut ke kantor BPBD Sulsel menyusul terjadinya bemcana banjir bandang yang melanda lima daerah di Sulsel termasuk Kabupaten Sidrap.

SAR akronim Syaharuddin Alrif berkoordinasi sekaligus meminta BPBD Sulsel untuk sigap dan turun langsung ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan baik di empat kabupaten dan terkhusus Sidrap, dimana dilaporkan disejumlah wilayah di Sidrap terdampak bencana seperti banjir dan kerusakan lain yang ditimbulkan oleh bencana alam tersebut.

Dalam kesempatan itu, SAR didampingi Kepala BPBD dan Sekretaris BPBD juga meninjau gudang BPBD memantau peralatan dan juga ketersediaan logistik.

“Tadinya mau ke Jakarta jam 2, langsung saya cancel dan langsung mampir ke kantor BPBD Sulsel,” ujarnya.

Baca Juga : NasDem Sulsel Bekali 159 Legislator Barunya Tugas Sebagai Wakil Rakyat

“InsyaAllah, segera on the way bantuan ke Sidrap, begitu ya pak Kadis?,” kata SAR dalam video yang dikirim disebuah grup WhatsApp.

“Siap,” ujar Kepala BPBD Sulsel menimpali pertanyaan SAR yang juga Sekretaris DPW Partai NasDem Sulsel tersebut.

Sebelumnya hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sidrap yang terjadi sejak malam hingga siang hari menyebabkan sejumlah daerah di Sidrap terdampak bencana.

Selain merendam rumah warga, sejumlah sungai meluap, salah satunya sungai yang terletak di Desa Bulu Cendrana-Botto, Kecamatan Pituriawa yang mengakibatkan jembatan penghubung ibu kota kecamatan dan tiga desa yakni Botto, Betao dan Betao Riase terputus. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Pendidikan

51 Pesantren Terima Izin Operasional, Publik Makin Banyak Pilihan

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Kementerian Agama Republik Indonesia menyerahkan Izin Operasional (Izop) kepada 51 pesantren dari berbagai wilayah di Indonesia. Penyerahan ini menandai pengakuan negara terhadap eksistensi dan legalitas lembaga pendidikan khas Indonesia tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyampaikan bahwa legalitas operasional bukan hanya persoalan administratif, tetapi juga bentuk afirmasi negara atas peran strategis pesantren dalam sistem pendidikan nasional.

“Pesantren adalah fondasi utama pendidikan Islam di Indonesia. Dengan memiliki izin operasional, pesantren tidak hanya mendapatkan legitimasi hukum, tetapi juga akses ke berbagai program pemerintah untuk peningkatan mutu kelembagaan,” ujar Suyitno dalam acara penyerahan di Jakarta, Selasa (29/07/2025).

Suyitno menambahkan bahwa Kementerian Agama terus melakukan transformasi layanan publik, termasuk dalam proses perizinan pesantren, dengan mendorong digitalisasi sistem perizinan yang cepat, akurat, dan transparan.

“Kami tidak ingin mempersulit, justru mempercepat. Melalui pendekatan digital, layanan izin operasional kini lebih mudah dijangkau, terutama bagi pesantren-pesantren di daerah terpencil,” tegasnya.

Penyerahan izin operasional ini merupakan bagian dari upaya strategis Kemenag dalam mendorong penguatan kapasitas kelembagaan pesantren, agar mampu menjadi lembaga yang unggul secara akademik, adaptif terhadap perkembangan zaman, namun tetap berakar pada nilai dan tradisi Islam Nusantara.

“Kami ingin pesantren menjadi kekuatan utama pendidikan Islam, sekaligus pusat transformasi sosial dan pemberdayaan umat,” pungkas Suyitno.

Direktur Pesantren, Basnang Said, menjelaskan bahwa keberadaan izin operasional menjadi dasar penting bagi pesantren untuk mengakses berbagai program afirmasi pemerintah.

“Pesantren yang sudah memiliki Izop dapat mengikuti program strategis seperti Bantuan Operasional Pesantren (BOP), Program Kemandirian Pesantren, hingga program pelatihan dan pemberdayaan berbasis ekonomi,” jelas Basnang.

Ia juga mengungkapkan bahwa 51 pesantren yang menerima izin operasional kali ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, mencerminkan komitmen Kemenag dalam melayani secara adil dan merata tanpa diskriminasi wilayah.

“Baik pesantren besar maupun kecil, di kota maupun pelosok, berhak mendapat layanan yang sama. Prinsip kami: inklusif, partisipatif, dan setara,” tambahnya.

SITREN Kembali Aktif

Dalam kesempatan yang sama, Kemenag juga mengumumkan reaktivasi sistem SITREN (Sistem Informasi Tanda Daftar Pesantren), aplikasi berbasis web yang dirancang untuk mempermudah proses pendaftaran, perpanjangan, hingga pencabutan tanda daftar keberadaan pesantren.

Melalui SITREN, pengajuan dilakukan sepenuhnya secara digital, mulai dari unggah dokumen, pemantauan proses verifikasi, hingga penerbitan Piagam Statistik Pesantren (PSP) dan Nomor Statistik Pesantren (NSP).

“SITREN sempat kami nonaktifkan selama satu tahun untuk proses evaluasi dan penyempurnaan sistem. Kini kami hadirkan kembali dengan fitur yang lebih responsif, aman, dan terintegrasi,” terang Basnang.

Aktivasi kembali SITREN ditandai secara simbolis dengan penyerahan PSP dan NSP kepada 51 pesantren penerima izin operasional. Ini sekaligus menandai bahwa proses transformasi digital di lingkungan pesantren terus berjalan dan menjadi prioritas layanan Kementerian Agama. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel