Connect with us

Kadis Pendidikan Makassar Dampingi Wali Kota Teken MoU dengan Komisi Nasional Disabilitas Wujudkan Makassar Kota Inklusif

Published

on

Kitasulsel–Makassar--Misi menjadikan Makassar sebagai kota inklusif terus didorong Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.

Salah satunya menandatangani nota Kesepahaman atau Momerandum Of Understanding (MoU) dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND).

Penandatanganan MoU oleh Wali Kota Makassar Danny Pomanto bersama dengan Komisioner KND Dante Rigmalia di Kantor KND Gedung Cawang Kencana Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Wali Kota Danny Pomanto mengatakan kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas di Kota Makassar.

Danny Pomanto pun mengaku sangat bangga dan bahagia karena kerja sama ini merupakan inisiasi dari Komisi Nasional Disabilitas.

“Kamilah yang harus berterima kasih kepada KND karena sudah menjadi kewajiban pemerintah kota, dan ini merupakan bagian daripada perwujudan visi-misi kami,” kata Danny Pomanto.

Visi-Misi Pemkot Makassar, lanjut Danny Pomanto yaitu Percepatan Makassar Menjadi Kota Dunia yang Sombere and Smart City dengan Imunitas Kuat untuk Semua.

“Kami punya tiga misi dan semua punya kata kunci inklusif. Artinya bahwa RPJMD Makassar sangat didominasi dengan inklusivisme,” ujarnya.

Sedangkan Menurut Abdul Rahman alias Gusdur aktivis difabel Sulawesi Selatan Dengan penandatanganan kerjasama ini kota Makassar berkomitmen dan mewujudkan dan mendukung Indonesia inklusif 2030 sesuai visi kawan-kawan Isu disabilitas
Dan sebenarnya tanpa walaupun sudah dan saya melihat Bapak Walikota Makassar sudah betul-betul komitmen mulai dari periode pertama sampai saat ini menerima seluruh masukan khususnya kelompok masyarakat difabel dan berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan dan pembangunannya inklusif kata Rahman yang mendampingi MoU ini.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Terima Peserta Human Fraternity Fellowship, Menag Jelaskan Program Lintas Agama di Masjid Istiqlal

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama RI Nasaruddin Umar hari ini menerima kunjungan delegasi Zayed Award for Human Fraternity di Ruang VIP Masjid Istiqlal.

Delegasi ini terdiri dari 10 anggota program Human Fraternity Fellowship yang berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Uni Emirat Arab, India, Amerika Serikat, Burkina Faso, Zambia, Pakistan, dan Bangladesh.

“Kami di sini mewakili Sekretaris Jenderal kami, Judge Mohamed Abdelsalam. Kami sangat bersemangat bisa bertemu dengan Anda sebagai seseorang yang menjadi pejuang dialog lintas agama,” ujar Emily, juru bicara rombongan delegasi tersebut, Senin (11/8/2025).

Delagasi ini mengundang Menag untuk mengajukan nominasi penerima Zayed Award for Human Fraternity 2026, penghargaan global yang diberikan kepada individu yang berkontribusi luar biasa dalam mendorong kerukunan dan kebersamaan di tengah perbedaan.

Menag Nasaruddin menyambut kunjungan delegasi ini. Menag memperkenalkan beragam program lintas agama yang rutin dilaksanakan di Masjid Istiqlal.

“Ada program rutin lintas agama seperti makan bersama yang melibatkan tokoh agama Hindu, Buddha, Konghucu, Katolik, dan Protestan, serta dialog lintas agama. Istiqlal juga menjadi tuan rumah pertemuan duta besar dari lebih 50 negara, baik Muslim maupun non-Muslim, membahas diplomasi agama,” jelas Menag.

Ia juga menekankan bahwa keberadaan Masjid Istiqlal, yang berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta dan terhubung dengan Terowongan Persahabatan, menjadi simbol kuat kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Masjid ini juga menjadi simbol toleransi. Lokasinya berseberangan dengan Gereja Katedral Jakarta, dihubungkan oleh terowongan persahabatan,” terangnya.

Lebih lanjut, Menag membagikan kisah kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal pada tahun 2024 lalu. Ia menceritakan bahwa dirinya sempat mencoba berbicara dalam bahasa Arab dan Paus memahaminya.

“Saya mencoba berbicara dalam bahasa Arab, dan Paus mengerti. Saya pernah dengar bahwa sebelum menjadi Paus, beliau sudah mengunjungi beberapa negara Muslim seperti Suriah dan Sudan, sehingga beliau bisa berbicara bahasa Arab,” kenangnya. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel