Connect with us

Amran Sulaiman-Danny Pomanto dan Alumni Unhas Mesra dalam Temu Alumni Nasional Kolaborasi untuk Global Geopark Pangkep

Published

on

Kitasulsel—Maros—Ratusan alumni Unhas yang bersatu dalam Ikatan Alumni (IKA) Unhas merayakan momentum persaudaraan sesama alumni dalam acara Halal Bihalal Temu Alumni Nasional dengan tema Kolaborasi Alumni Unhas untuk Global Geopark Pangkep.

Dengan mengenakan pakaian putih-putih, hitam, dan warna kebesaran Unhas yakni merah terlihat mereka bersatu padu penuh keakraban, beberapa juga saling mengenang dengan kisah-kisah masa kuliah dahulu.

Masing-masing juga saling mengabadikan momen tak terlupakan ini dengan foto bersama, video hingga menyanyi bersama. Kemesraan seluruh alumni begitu terasa, Ketua IKA Unhas Amran Sulaiman dan Ketua IKA Unhas Sulsel Moh Ramdhan Pomanto serta seluruh Ketua IKA Unhas Wilayah begitu menikmati acara halal bihalal ini.

Keduanya dan para pengurus wilayah itu bahkan bernyanyi bersama di panggung lalu diikuti semua alumni.

Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto memuji event sederhana ini yang merupakan sebuah spirit baru dalam beralumni. Termasuk semangat berbagi ilmu. Ia juga tak sungkan mengatakan bahwa semangat ini akan melahirkan banyak pemimpin baru dari kalangan alumni Unhas.

“Jadi tidak ada fenomena gairah beralumni seperti hari ini, bukan hanya kita berkumpul hari ini tetapi IKA Wilayah juga, yang rencananya dua-tiga bulan selesai semua. Ini tandanya manfaat alumni begitu besar dengan mempertontonkan semua pengalaman dan ilmu setelah lepas dari Unhas,” kata Danny Pomanto usai menghadiri acara di Bantimurung, Kamis, (27/04/2023), siang.

Apalagi, sebagai Ketua IKA Unhas Sulsel pihaknya masuk dalam hal inisiasi dan implementasi program alumni di wilayah-wilayah.

Danny Pomanto menjelaskan reuni ini bukan hanya sekedar kumpul-kumpul tetapi dengan tema Kolaborasi Alumni Unhas untuk Global Geopark Pangkep maka IKA Wilayah sendiri sudah membuat sebuah tim Geopark Gowa misalnya, juga Geopark Bone yang sudah mulai dikerjakan dari ahli-ahli geologi yang dimiliki.

Dalam pandangannya, dampak dengan adanya penetapan Geopark Pangkep ini sangat berpengaruh bukan hanya terhadap Maros-Pangkep tetapi Makassar juga.

“Kalau geopark jelas pasti pintu masuknya Makassar, dan saya tahu persis geopark ini tidak ada samanya di dunia. Di mana ada Leang-leang dan lukisan tertua di dunia 49.500 tahun,” ungkapnya.

Sejarah itu menjadi question mark bagi para Arkeolog sehingga menjadi sangat menarik. Termasuk, dampak pariwisata bagi Makassar dengan istilah Beyond Makassar.

Dengan begitu, adanya alumni sangat memberi peluang Sulsel berkembang. Dia pula mengistilahkan alumni seperti buah di pohon. Pohon adalah almamater dan jika buahnya manis maka branding pohonnya kuat. Pun, ia optimis dengan gairah beralumni ini akan banyak lahir pemimpin baru di Sulsel.

“Unhas sekarang lagi kuat brandingnya dengan kekompakan kita, nanti kita lihat satu-dua tahun akan lahir pemimpin-pemimpin daerah yang punya passion yang lahir dari alumni,” yakinnya.

Ketua Umum IKA Unhas Amran Sulaiman menyampaikan IKA Unhas kontribusinya sudah sampai taraf internasional. Hal itu seperti ditunjukkan dalam kepedulian terhadap bencana di Turki dengan mengirim delegasi dengan biaya dari IKA Unhas.

Ada pula UMKM yang diberangkatkan ke Mesir dengan mempromosikan produk UMKM Sulsel. “Sekarang ini kita sudah buka pasar 24 negara semoga tahun depan terbuka 50 negara. Jadi IKA Unhas akan membuka pasar ke seluruh dunia. IKA Unhas bisa mengguncang dunia dari sini,” ucapnya, di sela-sela sambutannya di acara, siang tadi.

Secara nasional pun begitu, seperti mengirimkan bantuan sebanyak 50 truk ke lokasi gempa di Cianjur. Juga bantuan sosial terhadap masyarakat kurang mampu dan lansia. Semua itu, jelas dia, bisa dilakukan dengan dukungan-kolaborasi putra putri terbaik IKA Unhas.

Pada akhir sambutannya, dia berterima kasih kepada seluruh Ketua IKA Unhas Wilayah yang telah membantu dalam kolaborasi IKA Unhas ini.

“Terima kasih Pak Wali Kota, Pak Danny telah mensupport, Bupati Pangkep, Maros, Pak Rektor, Wakil Rektor, dan seluruh tanpa terkecuali luar biasa dengan ikhlas semua mensupport,” ujarnya.

Acara pun diakhiri dengan undian doorprize, makan siang bersama dan kegiatan lomba-lomba lainnya. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel