Connect with us

Wali Kota Danny Pomanto Ajak Pengurus APEKSI Nikmati Branding Makassar Kota Makan Enak

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengajak para tamu undangan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) untuk menikmati branding Makassar Kota Makan Enak di sela-sela launching 19th Indonesia City Expo (ICE) Pameran Promosi Kota se-Indonesia 2023, Selasa, (28/03/2023).

Tentunya, kata Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto semua makanan enak di Makassar dapat dinikmati pascabuka puasa nanti.

“Kami telah membranding Kota Makassar dengan branding yang baru dengan nama Makassar Kota Makan Enak makanya perlu diuji sebentar malam selesai habis buka puasa. Jangan sia-siakan, karena branding itu perlu dibuktikan,” kata Danny Pomanto dalam sambutannya, di Hotel Claro, sore tadi.

Dia menuturkan momentum ini baik sekali untuk mempersiapkan diri dalam rangka ICE maupun Rakernas APEKSI pada 12 sampai 14 Juli, mendatang.

Branding baru untuk Makassar itu sesuai arahan Presiden.

Olehnya, Danny Pomanto mengatakan agar para pengurus dan perwakilan APEKSI tidak tanggung-tanggung untuk membawa pesertanya karena fasilitas di Makassar sangat siap, seperti jumlah kamar hotel yang mencukupi juga harus mencoba branding baru ini.

Sejauh ini, jelas dia, tercatat kurang lebih, sekitar 50 makanan tradisional yang bisa dinikmati.

Bahkan, kata dia, bila perlu nantinya di sela-sela acara Juli nanti, bisa dibuat side kegiatan dengan tema Petualang Kota Makan Enak.

Pemkot Makassar sendiri, tegas dia, akan menyiapkan kendaraan secara gratis juga bis listrik sebagai fasilitas menikmati makanan tradisional Makassar.

Ketua Umum APEKSI, Bima Arya mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Makassar yang telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang sebagai tuan rumah.

Dia meyakini Rakernas APEKSI kali ini sukses dan lebih baik dari sebelumnya.

Apalagi, dia menyebut dengan kepemimpinan Danny Pomanto selalu Makassar dalam event dengan standar stage yang lebih global.

Selain itu, dia berharap nantinya kualitas acara atau substansi agar tidak kalah dengan ceremony.

Rangkaian kegiatan Rakernas APEKSI berlangsung 12 sampai 14 Juli dengan tema, Kota Kita Maju, Indonesia Kita Kuat.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP  — Upaya pengembangan komoditas kopi yang digagas Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) mulai menunjukkan hasil.

Di Desa Cendrana, Kecamatan Panca Lautang, kopi robusta hasil tanam dua tahun lalu telah berhasil dipanen dan dijual, meskipun masih dalam tahap pengolahan dan pemasaran tradisional.

Kepala Desa Cendrana, Kartoni SPdI, menjelaskan bahwa kopi yang dihasilkan berasal dari tiga dusun dengan ketinggian berbeda, yang turut mempengaruhi rasa dan aroma kopi.

“Jenisnya robusta, tapi karena ditanam di tiga lokasi berbeda, maka rasa dan warna kopi juga bisa berbeda. Ada perbedaan ketinggian (mdpl) dan cara sangrai yang mempengaruhi cita rasa. Tapi ini murni, tidak ada campuran,” jelas Kartoni.

Masyarakat setempat saat ini mengelola kopi secara tradisional, dan telah mulai menjual hasil panennya. “Harga jual per liter sekitar Rp45.000, kalau dikonversi ke per kilogram bisa mencapai Rp53.000. Ini masih dalam bentuk biji kering, belum bubuk,” tambahnya.

Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang meninjau langsung perkembangan ini menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan panen perdana. Ia menilai hal ini sebagai langkah awal yang baik untuk menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan Sidrap.

“Alhamdulillah, kopi yang kita tanam dua tahun lalu kini berhasil dipanen. Saat ini sedang kita siapkan desain kemasannya agar ke depan Sidrap bisa memproduksi kopi dalam bentuk kemasan siap jual,” ujar Bupati.

Lebih lanjut, Syaharuddin Alrifbmenargetkan pengembangan lahan kopi seluas 10.000 hektar yang tersebar di sejumlah desa, seperti Cendrana, Tanah Toro, Lempangan, Kalempang, hingga Betao.

“Pengembangan ini akan menggunakan sistem tumpang sari, di mana kopi ditanam berdampingan dengan cengkeh sebagai komoditas jangka panjang, dan jagung serta porang sebagai komoditas jangka pendek. Semuanya diarahkan menjadi komoditas ekspor,” jelasnya.

Selain kopi dan cengkeh, Syaharuddin Alrif juga mengungkapkan rencana menanam durian jenis musang king sebagai komoditas unggulan baru di wilayah tersebut.

Dengan strategi jangka panjang dan dukungan dari pemerintah daerah, Sidrap berambisi menjadi salah satu sentra komoditas ekspor di Sulawesi Selatan, khususnya untuk sektor perkebunan rakyat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel