Connect with us

Masjid Nurul Ikhlas Kelurahan Lakkang Terima Dana Hibah Dari Pemkot,Camat Tallo:InsyaAllah Bermanfaat Bagi Ummat

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Pemerintah Kota Makassar terus melakukan akselerasi pembangunan, tidak hanya dibidang fisik tapi juga pembangunan penguatan keimanan ummat

Hal tersebut dikemukakan Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Makassar, Nur Kamarul Zaman, SE, M.Si saat mewakili Walikota Makassar dalam penyerahan bantuan dana hibah kepada pengurus masjid Nurul Ikhlas, Kelurahan Lakkang, Selasa, (28/03/2023).

Menurut Nur Kamarul, saat ini pembangunan penguatan keimanan ummat terus dilakukan seperti Safari Ramadhan, silaturrahmi dari lorong ke lorong. dan Jagai Anak’ta.

Sementara itu camat Tallo, Alamsyah Sahabuddin, S.STP, M.Si dalam sambutannya mengatakan, pihaknya mengapresiasi bantuan dana hibah yang diberikan pemerintah Kota Makassar kepada pengurus mesjid Nurul Ikhlas, Kelurahan Lakkang.

“Atas nama peribadi dan pemerintah kecamatan Tallo mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah kota Makasar yang telah memberikan bantuan dana hibah di masjid Nurul Ikhlas,” ucap Alamsyah.

Dikatakan, dengan adanya bantuan ini, pengurus masjid bisa memanfaatkannya dengan baik terutama dalam pengembangan baca tulis Al-Qur’an bagi anak-anak.

Terpantau hadir dalam kegiatan ini, Lurah Lakkang, Imam kelurahan, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat setempat

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP  — Upaya pengembangan komoditas kopi yang digagas Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) mulai menunjukkan hasil.

Di Desa Cendrana, Kecamatan Panca Lautang, kopi robusta hasil tanam dua tahun lalu telah berhasil dipanen dan dijual, meskipun masih dalam tahap pengolahan dan pemasaran tradisional.

Kepala Desa Cendrana, Kartoni SPdI, menjelaskan bahwa kopi yang dihasilkan berasal dari tiga dusun dengan ketinggian berbeda, yang turut mempengaruhi rasa dan aroma kopi.

“Jenisnya robusta, tapi karena ditanam di tiga lokasi berbeda, maka rasa dan warna kopi juga bisa berbeda. Ada perbedaan ketinggian (mdpl) dan cara sangrai yang mempengaruhi cita rasa. Tapi ini murni, tidak ada campuran,” jelas Kartoni.

Masyarakat setempat saat ini mengelola kopi secara tradisional, dan telah mulai menjual hasil panennya. “Harga jual per liter sekitar Rp45.000, kalau dikonversi ke per kilogram bisa mencapai Rp53.000. Ini masih dalam bentuk biji kering, belum bubuk,” tambahnya.

Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang meninjau langsung perkembangan ini menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan panen perdana. Ia menilai hal ini sebagai langkah awal yang baik untuk menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan Sidrap.

“Alhamdulillah, kopi yang kita tanam dua tahun lalu kini berhasil dipanen. Saat ini sedang kita siapkan desain kemasannya agar ke depan Sidrap bisa memproduksi kopi dalam bentuk kemasan siap jual,” ujar Bupati.

Lebih lanjut, Syaharuddin Alrifbmenargetkan pengembangan lahan kopi seluas 10.000 hektar yang tersebar di sejumlah desa, seperti Cendrana, Tanah Toro, Lempangan, Kalempang, hingga Betao.

“Pengembangan ini akan menggunakan sistem tumpang sari, di mana kopi ditanam berdampingan dengan cengkeh sebagai komoditas jangka panjang, dan jagung serta porang sebagai komoditas jangka pendek. Semuanya diarahkan menjadi komoditas ekspor,” jelasnya.

Selain kopi dan cengkeh, Syaharuddin Alrif juga mengungkapkan rencana menanam durian jenis musang king sebagai komoditas unggulan baru di wilayah tersebut.

Dengan strategi jangka panjang dan dukungan dari pemerintah daerah, Sidrap berambisi menjadi salah satu sentra komoditas ekspor di Sulawesi Selatan, khususnya untuk sektor perkebunan rakyat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel