Connect with us

Didampingi Legislator H Ray Suryadi Arsyad,Walikota Makassar Tinjau Kesiapan Pasar Ikan Potere Sebagai Titik Kunjungan RI 1

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memimpin langsung kesiapan rencana kedatangan Presiden RI Joko Widodo di Makassar, Rabu, (29/03/2023), lusa.

Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto pun mengunjungi dua titik lokasi yang direncanakan didatangi presiden. Dua titik itu di antaranya, di Pelabuhan Ikan Paotere dan Pasar Terong, Senin, (27/03/2023), siang tadi.

Didampingi Legislatior H Ray Suryadi Arsyad,Camat Dan Sekcam Ujung Tanah serta beberapa SKPD Danny secara langsung menginstruksikan kesiapan Pemkot Makassar. Di Paotere, dirinya langsung mengarahkan agar melakukan pembenahan di beberapa sisi agar situasinya aman, bersih dan kondusif.

Di Pasar Terong pun seperti itu. Wali Kota dua periode ini juga menyempatkan diri memantau harga sekaligus menyapa para pedagang.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Makassar, Zainal Ibrahim mengatakan terkait dengan rencana itu, Pemkot Makassar melalui Wali Kota Makassar memastikan beberapa titik lokasi yang bakal dikunjungi presiden.

Meski begitu, dia mengaku agenda tersebut belum finalisasi, olehnya pihaknya hanya mempersiapkan diri jika memang benar-benar presiden mengunjungi lokasi.

“Rencananya Pak Presiden ingin melihat masyarakat nelayan dan melihat kondisi mereka dalam hal, persiapan bahan bakarnya, sarana dan prasarananya dan sebagainya,” ujar Zainal.

Sementara di Pasar Terong, lanjut dia, Pak Presiden ingin meninjau tingkat harga bahan pokok, inflasi di Makassar.

Dari peninjauan siang tadi, diketahui harga bahan pokok terpantau kondusif. Apalagi, beberapa program Pemkot Makassar seperti Pasar Murah, Gerakan Terus Menanam hingga launching Makassar Kota Makan Enak membantu menjaga kestabilan harga bahan pokok di pasaran.

“Selama ini kebijakan Pak Wali Kota banyak sekali berkaitan dengan inflasi dan kenaikan harga sehingga dapat meredam gejolak harga,” ucapnya.

Instruksi Wali Kota sendiri perihal keamanan, kebersihan, jelas dia, menjadi instrumen mutlak dari fasilitas publik. “Pak Wali menginstruksikan beberapa OPD terkait untuk membenahi itu semua,” jelasnya.

Tercatat, diketahui finalisasi agenda RI 1 ini pada esok hari baru ditentukan melalui rapat finalisasi dengan seluruh stakeholder terkait.

Apalagi ada agenda kunjungan ke beberapa kabupaten yakni Maros, Pangkep dan Luwu Timur. (*)

 

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Tenaga Ahli Menag Bidang Haji dan Hubungan Internasional Hadiri Pamitan Ditjen PHU

Published

on

KITASULSEL—TANGERANG SELATAN – Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menjadi penutup perjalanan panjang Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama dalam mengelola layanan haji nasional. Mulai tahun 2026, tanggung jawab tersebut secara resmi akan diemban oleh Kementerian Haji dan Umrah.

Sebagai penanda pamitan sekaligus dokumentasi sejarah, Ditjen PHU Kemenag mempersembahkan sebuah karya monumental berupa buku bertajuk “Haji Indonesia Era Kementerian Agama”. Buku ini merekam memori kolektif 75 tahun penyelenggaraan haji oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Peluncuran buku tersebut dilakukan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama yang digelar di Tangerang Selatan, Selasa (16/12/2025). Rilis ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh Direktur Jenderal PHU Hilman Latief kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, serta Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin.

Momen ini sekaligus menjadi ajang pamitan Ditjen PHU setelah puluhan tahun mengemban amanah besar penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Kami bersyukur pelaksanaan haji terakhir oleh Kementerian Agama dapat berjalan dengan sukses. Tahun depan, penyelenggaraan haji akan dilaksanakan oleh Kementerian Haji dan Umrah,” ujar Hilman Latief.

Hilman mengungkapkan bahwa haji 2025 merupakan salah satu tantangan terberat Ditjen PHU karena kompleksitas persoalan dan dinamika kebijakan yang dihadapi. Namun demikian, pelaksanaannya dinilai sukses. Bahkan, Pemerintah Arab Saudi menilai penyelenggaraan haji Indonesia sebagai yang terbaik sepanjang masa, dengan indeks kepuasan jemaah yang terus meningkat dan berada pada kategori sangat memuaskan.

Menurut Hilman, 75 tahun pengelolaan haji bukanlah waktu yang singkat. Ia mengenang pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama bahwa meskipun ke depan penyelenggaraan haji beralih ke kementerian baru, Kementerian Agama tetap memiliki peran penting dalam menjaga memori dan pengetahuan kolektif umat Islam Indonesia tentang haji.

“Hari ini kami persembahkan buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama. Mudah-mudahan buku ini dapat sampai ke para Rektor PTKIN, Kanwil Kemenag Provinsi, serta para pemangku kepentingan lainnya sebagai pegangan dan memori kolektif Kemenag,” harapnya.

Selain jajaran pimpinan Kementerian Agama, acara ini juga turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Agama RI Bidang Haji dan Umrah serta Hubungan Internasional, yang selama pelaksanaan haji 2025 lalu menjadi garda terdepan dalam mendukung dan menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.

Buku Akademik dan Komprehensif

Proses penyusunan buku “Haji Indonesia Era Kementerian Agama” dikoordinasikan oleh Sekretaris Ditjen PHU M. Arfi Hatim bersama tim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Buku setebal sekitar 2.300 halaman ini ditulis oleh Hilman Latief dan tim dalam waktu relatif singkat setelah berakhirnya musim haji.

Penyuntingan dan pengemasan buku dipercayakan kepada Hadi Rahman dan Oman Fathurahman, filolog terkemuka yang juga dikenal sebagai editor buku Naik Haji di Masa Silam.

“Ini boleh jadi merupakan buku paling tebal dan paling komprehensif yang pernah ditulis tentang haji Indonesia,” ungkap M. Arfi Hatim.

Ia menambahkan, buku ini disusun berdasarkan sumber-sumber primer yang dimiliki Kementerian Agama serta referensi akademik yang kredibel, sehingga memenuhi standar penulisan ilmiah.

Buku tersebut diterbitkan dalam tiga jilid.

  • Jilid I: Dari Masa ke Masa, memuat narasi kronologis penyelenggaraan haji Indonesia dari tahun 1950 hingga 2025.
  • Jilid II: Ekosistem dan Kebijakan, berisi pembahasan tematik dan argumentatif mengenai berbagai kebijakan haji selama 75 tahun pengelolaan oleh Kemenag.
  • Jilid III: Adaptasi dan Inovasi, mengulas perjalanan inovasi dan pembaruan dalam penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

“Tiga jilid ini memiliki sudut pandang masing-masing, namun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” pungkas M. Arfi Hatim.

Dengan terbitnya buku ini, Kementerian Agama berharap warisan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pengabdian dalam penyelenggaraan ibadah haji tetap terjaga dan menjadi rujukan penting bagi generasi mendatang.

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel