Connect with us

Benahi Kebocoran Pipa,Suplai Air Bersih Di 5 Titik Ini Di Hentikan Sementara

Published

on

Kitasulsel—Makassar—Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar bakal menyetop sementara suplai air bersih di 5 titik wilayah selama 15 jam mulai besok. Hal ini disebabkan adanya kebocoran pipa PDAM.

“Telah terjadi kebocoran pipa diameter 600 milimeter yang terjadi di Jalan Beringin Raya,” tulis PDAM Makassar seperti dikutip pada akun instagram resminya, Minggu (26/3/2023).

PDAM Makassar pun akan melakukan perbaikan atas kebocoran pipa itu mulai pukul 10.00 Wita pada Senin (27/3) hingga pukul 01.00 Wita Selasa (28/3). Selama masa pengerjaan itu, suplai air akan dihentikan.

“Adapun selama pelaksanaan pekerjaan tersebut, maka suplai air bersih akan mengalami penghentian sementara,” tambah PDAM Makassar.

Untuk itu, Pihak PDAM meminta maaf atas situasi ini. Adapun lima lokasi terdampak terganggunya suplai air ini, yakni sebagian wilayah Komplek Minasa Upa, Komplek Anging Mammiri, sebagian wilayah Kecamatan Manggala, sepanjang Jalan Hertasning dan sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang.

“Diharapkan kepada pelanggan yang berdomisili di daerah terdampak agar dapat melakukan antisipasi dengan menampung air pada hari sebelum pengerjaan dilakukan,” imbau PDAM Makassar.

Berikut rincian lima titik terdampak gangguan aliran air:

Sebagian wilayah Komplek Minasa Upa (Kecamatan Rappocini), Komplek Anging Mammiri (Kecamatan Rappocini), Sebagian wilayah Kecamatan Manggala, Sepanjang Jalan Hertasning (Kecamatan Rappocini), Sebagian wilayah Kecamatan Panakkukang. (*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP  — Upaya pengembangan komoditas kopi yang digagas Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) mulai menunjukkan hasil.

Di Desa Cendrana, Kecamatan Panca Lautang, kopi robusta hasil tanam dua tahun lalu telah berhasil dipanen dan dijual, meskipun masih dalam tahap pengolahan dan pemasaran tradisional.

Kepala Desa Cendrana, Kartoni SPdI, menjelaskan bahwa kopi yang dihasilkan berasal dari tiga dusun dengan ketinggian berbeda, yang turut mempengaruhi rasa dan aroma kopi.

“Jenisnya robusta, tapi karena ditanam di tiga lokasi berbeda, maka rasa dan warna kopi juga bisa berbeda. Ada perbedaan ketinggian (mdpl) dan cara sangrai yang mempengaruhi cita rasa. Tapi ini murni, tidak ada campuran,” jelas Kartoni.

Masyarakat setempat saat ini mengelola kopi secara tradisional, dan telah mulai menjual hasil panennya. “Harga jual per liter sekitar Rp45.000, kalau dikonversi ke per kilogram bisa mencapai Rp53.000. Ini masih dalam bentuk biji kering, belum bubuk,” tambahnya.

Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang meninjau langsung perkembangan ini menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan panen perdana. Ia menilai hal ini sebagai langkah awal yang baik untuk menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan Sidrap.

“Alhamdulillah, kopi yang kita tanam dua tahun lalu kini berhasil dipanen. Saat ini sedang kita siapkan desain kemasannya agar ke depan Sidrap bisa memproduksi kopi dalam bentuk kemasan siap jual,” ujar Bupati.

Lebih lanjut, Syaharuddin Alrifbmenargetkan pengembangan lahan kopi seluas 10.000 hektar yang tersebar di sejumlah desa, seperti Cendrana, Tanah Toro, Lempangan, Kalempang, hingga Betao.

“Pengembangan ini akan menggunakan sistem tumpang sari, di mana kopi ditanam berdampingan dengan cengkeh sebagai komoditas jangka panjang, dan jagung serta porang sebagai komoditas jangka pendek. Semuanya diarahkan menjadi komoditas ekspor,” jelasnya.

Selain kopi dan cengkeh, Syaharuddin Alrif juga mengungkapkan rencana menanam durian jenis musang king sebagai komoditas unggulan baru di wilayah tersebut.

Dengan strategi jangka panjang dan dukungan dari pemerintah daerah, Sidrap berambisi menjadi salah satu sentra komoditas ekspor di Sulawesi Selatan, khususnya untuk sektor perkebunan rakyat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel