Connect with us

Andi Amran Sulaiman Diusulkan PKS Sulsel Dampingi Anies Baswedan

Published

on

Kitasulsel—Makassar— Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel semakin mantap memenangkan Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia.

Hal ini ditunjukkan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Sulawesi Selatan menggelar Konsolidasi Pemenangan Anggota Pelopor, Minggu 19 Maret 2023 di Novotel Grand Shayla Makassar kemarin.

Konsolidasi itu dimaksudkan untuk merancang strategi pemenangan sampai tingkat desa dan kelurahan.

Di sela-sela acara, Ketua DPW PKS Sulsel, HM Amri Arsyid kepada awak media mengatakan bahwa PKS Sulsel mengusulkan Andi Amran Sulaiman sebagai calon bakal wakil presiden mendampingi Anies Baswedan.

Soal cawapres, PKS akan memberikan figur terbaik untuk bangsa ini. Ada beberapa nama diantaranya Khofifah, Sandiaga Uno, Ahmad Heryawan dan Andi Andi Amran Sulaiman,” kata Amri.

Menurut Amri, PKS Sulsel mengusulkan nama Andi Amran Sulaiman karena dinilai refresentasi dari Indonesia Timur.

“Jumlah pemilih Indonesia Timur ini hampir sama dengan jumlah pemilih di Jawa Timur yaitu sekitar 30 juta pemilih,” ungkapnya.

Dalam sesi dialog dengan anggota pelopor se-Sulsel, Amri Arsyid juga menekankan agar kader PKS memasang atribut PKS dan capres Anies Baswedan di rumah-rumah kader.(*)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kabupaten Sidrap

Kopi Robustan Sidrap Mulai Panen, Bupati Sidrap Targetkan 10.000 Hektar Perluasan

Published

on

Kitasulsel–SIDRAP  — Upaya pengembangan komoditas kopi yang digagas Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) mulai menunjukkan hasil.

Di Desa Cendrana, Kecamatan Panca Lautang, kopi robusta hasil tanam dua tahun lalu telah berhasil dipanen dan dijual, meskipun masih dalam tahap pengolahan dan pemasaran tradisional.

Kepala Desa Cendrana, Kartoni SPdI, menjelaskan bahwa kopi yang dihasilkan berasal dari tiga dusun dengan ketinggian berbeda, yang turut mempengaruhi rasa dan aroma kopi.

“Jenisnya robusta, tapi karena ditanam di tiga lokasi berbeda, maka rasa dan warna kopi juga bisa berbeda. Ada perbedaan ketinggian (mdpl) dan cara sangrai yang mempengaruhi cita rasa. Tapi ini murni, tidak ada campuran,” jelas Kartoni.

Masyarakat setempat saat ini mengelola kopi secara tradisional, dan telah mulai menjual hasil panennya. “Harga jual per liter sekitar Rp45.000, kalau dikonversi ke per kilogram bisa mencapai Rp53.000. Ini masih dalam bentuk biji kering, belum bubuk,” tambahnya.

Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, yang meninjau langsung perkembangan ini menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan panen perdana. Ia menilai hal ini sebagai langkah awal yang baik untuk menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan Sidrap.

“Alhamdulillah, kopi yang kita tanam dua tahun lalu kini berhasil dipanen. Saat ini sedang kita siapkan desain kemasannya agar ke depan Sidrap bisa memproduksi kopi dalam bentuk kemasan siap jual,” ujar Bupati.

Lebih lanjut, Syaharuddin Alrifbmenargetkan pengembangan lahan kopi seluas 10.000 hektar yang tersebar di sejumlah desa, seperti Cendrana, Tanah Toro, Lempangan, Kalempang, hingga Betao.

“Pengembangan ini akan menggunakan sistem tumpang sari, di mana kopi ditanam berdampingan dengan cengkeh sebagai komoditas jangka panjang, dan jagung serta porang sebagai komoditas jangka pendek. Semuanya diarahkan menjadi komoditas ekspor,” jelasnya.

Selain kopi dan cengkeh, Syaharuddin Alrif juga mengungkapkan rencana menanam durian jenis musang king sebagai komoditas unggulan baru di wilayah tersebut.

Dengan strategi jangka panjang dan dukungan dari pemerintah daerah, Sidrap berambisi menjadi salah satu sentra komoditas ekspor di Sulawesi Selatan, khususnya untuk sektor perkebunan rakyat. (*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel