Connect with us

Dandim 1420 Pimpin acara korps raport pelepasan Personel MPP, Pindah Satuan dan Masuk Satuan

Published

on

Kitasulsel, Sidrap – Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1420 Sidrap, Letkol Inf Andika Ari Prihantoro, SE.,M.I.Pol memimpin acara korps raport pelepasan Personel MPP, Pindah Satuan dan Masuk Satuan di Aula Makodim 1420 Sidrap Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap, Senin (30/01/2023) pagi.

Dalam sambutannya, Letkol Inf Andika Ari Prihantoro,S.E.,M.I.Pol menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari upaya pembinaan personel, pembinaan tradisi di lingkungan TNI Angkatan Darat khususnya Kodim 1420 Sidrap.

“Sekaligus sebagai penghormatan dan penghargaan bagi personel yang akan menjalani purna tugas, pindah satuan maupun personel yang telah melaksanakan Satgas Apter Papua,”Ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dandim 1420 Sidrap tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada Peltu Muh. Idris yang akan melaksanakan Purna Tugas dan Koptu Faisal Umami yang akan Pindah Satuan beserta keluarganya yang telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik selama berdinas di Kodim 1420 Sidrap.

“Jagalah hubungan baik dan tetaplah jalin komunikasi serta silaturahmi meskipun sudah ditengah-tengah masyarakat.”Harap Dandim.

Lanjut Dandim, Saya juga tak lupa menyampaikan selamat datang kepada Sertu Muh. Hasyim yang baru kembali melaksanakan tugas Satgas Apter di Papua.

“Segeralah menyesuaikan dan selamat bertugas di Satuan Kodim 1420 Sidrap,”Tutupnya.(win)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Kementrian Agama RI

Dari Pesamuhan Agung, Menag Ajak Umat Rawat Alam dengan Cinta

Published

on

Kitasulsel–JAKARTA Menteri Agama, Nasaruddin Umar menekankan pentingnya membangun kesadaran ekoteologi, yaitu pandangan yang menempatkan alam sebagai bagian dari spiritualitas manusia.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya dalam Pesamuhan Agung Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).​​​​​​

Menag menjelaskan, konsep ekoteologi yang kini dikembangkan Kementerian Agama sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu yang menekankan tiga harmoni: Pawongan (hubungan antarmanusia), Palemahan (hubungan manusia dengan alam), dan Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan).

“Segitiga ini harus dijaga utuh. Ketika salah satu sisi rusak, entah manusia, alam, atau spiritualitas, maka keseimbangan dunia akan runtuh,” ujarnya di The Sultan Hotel Jakarta, Jumat (17/10/2025).

Menghidupkan Kembali Alam yang Sakral

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa hilangnya kesadaran akan kesakralan alam menjadi akar krisis spiritual dan sosial umat manusia.

“Dunia modern mengalami desakralisasi alam semesta. Tidak ada lagi tempat yang dianggap suci, padahal tempat-tempat sakral itu adalah pusat energi spiritual yang mampu menundukkan ego manusia,” katanya.

Ia menyebut pemikiran Karen Armstrong dalam bukunya The Sacred Nature, yang menyoroti bahwa pemulihan spiritual umat manusia harus dimulai dengan menghormati kembali bumi sebagai ciptaan Tuhan.

“Kerusakan alam berkontribusi langsung pada kerusakan kemanusiaan. Dunia modern terlalu memandang alam semesta sebagai objek, bukan sebagai bagian dari diri kita sendiri” jelasnya.

Cinta sebagai Inti Ekoteologi

Menag juga menekankan bahwa ekoteologi bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga memperdalam moderasi beragama yang berakar pada spiritualitas dan inti dari seluruh ajaran agama ini adalah cinta.

“Kalau manusia sudah sadar bahwa alam ini adalah bagian dari dirinya, maka tidak perlu lagi terlalu sering kita bicara tentang moderasi, toleransi, atau deradikalisasi. Karena substansinya sudah hidup di dalam kesadaran spiritual dan cinta kasih manusia,” tuturnya.

Ia pun menutup sambutannya dengan ajakan untuk memperbanyak ruang-ruang kontemplasi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat.

“Semakin dekat manusia kepada Tuhannya, semakin damai kehidupan manusia. Dan semakin jauh manusia dari Tuhannya, semakin berat beban hidupnya,” pungkas Menag.

Pesamuhan Agung merupakan agenda nasional lima tahunan PHDI sebagai momentum reflektif untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai dharma dan semangat kebangsaan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Menteri Pariwisata, Wakil BKKBN, Pemprov DKI Jakarta, Pimpinan PHDI, Dirjen Bimas Hindu dan Ketua Majelis semua Agama.(*)

Continue Reading

Trending

Copyright © 2024 Kitasulsel